Makalah Efek Radiasi Ponsel Terhadap Kepala
Bab I : Pendahuluan
·
Latar Belakang Masalah
Kini
telepon seluler telah menjadi barang yg mudah didapat dan bisa dimiliki oleh
siapa saja. Teknologi yg kini semakin maju mendorong produsen telepon seluler
berlomba-lomba menjual produknya dg berbagai fitur terbaru dan canggih. Namun
dibalik itu semua, pernahkah anda memperhatikan apakah teknologi tersebut
berdampak bagi kesehatan kita?
Sebagaimana
kita semua ketahui, teknologi telepon seluler membutuhkan jaringan sinyal
gelombang elektromagnetik untuk menghantarkan suara dan data dari satu ponsel
ke ponsel lainnya. Gelombang ini lah yg kemudian diteliti dampaknya bagi
kesehatan oleh pakar kesehatan dunia. Sebut saja salah satunya adalah ponsel
pintar yg memiliki jaringan messenger sebagai unggulan fiturnya. Ternyata
dibalik boomingnya ponsel pintar tersebut, ada dampak negatif yg ditemukan bagi
kesehatan yg selama ini banyak orang tidak menyadarinya. Berbagai penelitian
menyatakan bahwa radiasi ponsel berbahaya bagi kesehatan terutama untuk bayi
dan anak-anak, dimana mereka merupakan usia yg masih belum sempurna pertumbuhan
organ-organnya.
Efek
jangka panjangnya tidaklah baik untuk
kesehatan bila sering terpapar signal ponsel. Yang terganggu akibat signal
ponsel tersebut bukan hanya secara fisik, tp juga kesehatan mental. Sebab signal
ponsel bisa memicu ketergantungan layaknya obat-obatan dan penderitanya pun
harus menjalankan terapi ketergantungan untuk pengobatannya. Radiasi signal
ponsel bs mengganggu tidur anda,terutama jika sering diletakkan di samping
tempat tidur atau bersamaan dg tempat tidur.
·
Penjelasan Istilah
Pengertian Radiasi
Elektromagnetik
Pada ponsel terdapat transmitter yang mengubah suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan keluar melalui antena dan berfluktuasi melalui udara. Gelombang radio inilah yang menimbulkan radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Sewaktu listrik dialirkan melalui jaringan transmisi, distribusi, atau digunakan dalam berbagai peralatan elektronik, saat itu juga muncul medan elektromagnetik di sekitar saluran dan peralatan. Medan ini kemudian menyebar ke lingkungan dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan kepada menusia, meskipun tidak setiap radiasi elektromagnetik akan menimbulkan ganguan kesehatan.
Pada ponsel terdapat transmitter yang mengubah suara menjadi gelombang sinusoidal kontinu yang kemudian dipancarkan keluar melalui antena dan berfluktuasi melalui udara. Gelombang radio inilah yang menimbulkan radiasi elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik dapat bersifat seperti gelombang atau partikel. Sebagai gelombang, dicirikan oleh kecepatan (kecepatan cahaya), panjang gelombang, dan frekuensi. Sewaktu listrik dialirkan melalui jaringan transmisi, distribusi, atau digunakan dalam berbagai peralatan elektronik, saat itu juga muncul medan elektromagnetik di sekitar saluran dan peralatan. Medan ini kemudian menyebar ke lingkungan dan berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan kepada menusia, meskipun tidak setiap radiasi elektromagnetik akan menimbulkan ganguan kesehatan.
Terdapat dua jenis
radiasi, yaitu radiasi pengion dan radiasi nonpengion. Radiasi pengion adalah
radiasi yang dapat menyebabkan proses terlepasnya elektron dari atom sehingga
terbentuk pasangan ion. Radiasi pengion perlu diwaspadai, terutama mengenai
sumber, jenis, sifat, akibat, dan bagaimana cara menghindarinya. Tidak demikian
dengan radiasi nonpengion. Radiasi ini didefinisikan sebagai penyebaran atau
emisi energi yang bila melalui media dan terjadi proses penyerapan, berkas
energi radiasi tersebut tidak akan mampu menginduksi terjadinya proses ionisasi
dalam media yang bersangkutan. Istilah radiasi nonpengion mengacu kepada
radiasi elektromagnetik yang meliputi sinar ultra violet, cahaya tampak, infra
merah, gelombang mikro (microwave) dan radiofrekuesi elektromagnetik. Radiasi
nonpengion inilah yang menjadi kekhawatiran masyarakat sejak akhir tahun
1960-an.
·
Rumusan Masalah
Meskipun sampai saat ini belum ada bukti yang
meyakinkan bahwa radiasi ponsel menyebabkan efek merugikan jangka
panjang pada manusia, namun penelitian telah menunjukkan bahwa paparan
gelombang RF yang dipancarkan dari ponsel dapat menyebabkan:
- tumor
- penurunan memori
- kanker
- kerusakan otak
Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
meliputi
a. dampak yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel,
b. solusi yang bisa dilakukan untuk memperkecil dampak dari radiasi ponsel bagi kesehatan.
a. dampak yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel,
b. solusi yang bisa dilakukan untuk memperkecil dampak dari radiasi ponsel bagi kesehatan.
Setelah mengetahui
informasi tentang dampak-dampak negatif dari radiasi ponsel, pengguna dapat
lebih berhati-hati dalam menggunakan ponsel. Selain itu, para produsen ponsel
dapat menciptakan produk baru yang dampak negatif radiasinya lebih kecil dalam
bidang kesehatan.
·
Tujuan Penelitian
Adapaun
tujuan saya membuat makalah ini adalah memberi pedoman untuk
penggunaan yang aman dalam penggunaan handphone. Memberitahu kepada pembaca
paparan radiasi yang berbahaya pada handphone , sebagaimana akan dibahas lebih
rinci pada bab 2.
Bab II : Pembahasan
Ø Dampak
Radiasi Ponsel Terhadap Kesehatan
Gangguan kesehatan yang potensial akibat radiasi medan elektromagnetik
telah menjadi isu yang diteliti sampai sekarang. Penelitian pada manusia
umumnya dilakukan terhadap masyarakat yang tinggal di dekat instalasi
pembangkit tenaga listrik serta jaringan distribusinya, para pekerja industri
elektronik serta pengguna peralatan elektronik. Seiring dengan penelitian
tersebut, ditemukanlah berbagai gangguan kesehatan akibat radiasi
elektromagnetik, khususnya eletromagnetik pada ponsel. Berdasarkan kuisioner
yang telah dilakukan, penyusun menyebarkan 50 lembar kuisioner. Di antara 48
pengguna ponsel tersebut, 31 pengguna meletakkan ponsel di saku dan sisanya
meletakkan di tas. Pengguna ponsel tersebut 60% sering menggunakan ponsel untuk
SMS, 20% untuk internet, 15 % untuk menelpon, dan 5% untuk games. Pengguna
rata-rata memakai ponsel selama 30 menit. Dari data diketahui 69% pengguna
mengetahui dampak dari radiasi ponsel dan 31% tidak mengetahuinya. Dalam 69%
pengguna ponsel tersebut menjawab pusing, gangguan pendengaran , dan kanker
sebagai bahaya radiasi ponsel.
Ø
Dampak Ringan dari Radiasi Ponsel
Dalam
bab ini akan dibahas beberapa gangguan kesehatan akibat radiasi elektromagnetik
ponsel yang sering dirasakan dalam kehidupan sehari-hari atau dalam jangka
pendek.
Vertigo
Vertigo adalah gejala yang dialami oleh individu yang merasa sekelilingnya berputar. Ada yang menyebutnya sebagai “halusinasi gerakan” atau “ilusi bergerak”. Individu yang bersangkutan merasakan adanya sensasi berputar-putar yang disertai dengan rasa mual, muntah, telinga berdenging, sakit kepala, dan kelelahan. Kondisi yang terkadang menimbulkan vertigo diantaranya pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis), gangguan pada pembuluh otak, kafein, nikotin, dan alkohol. Namun, menurut teori terbaru tentang melatonin, melatonin yang rendah dapat menimbulkan gejala ini. Salah satu penghambat produksi hormon melatonin adalah radiasi elektromagnetik, termasuk berasal dari ponsel.
Vertigo adalah gejala yang dialami oleh individu yang merasa sekelilingnya berputar. Ada yang menyebutnya sebagai “halusinasi gerakan” atau “ilusi bergerak”. Individu yang bersangkutan merasakan adanya sensasi berputar-putar yang disertai dengan rasa mual, muntah, telinga berdenging, sakit kepala, dan kelelahan. Kondisi yang terkadang menimbulkan vertigo diantaranya pengerasan pembuluh darah (arteriosclerosis), gangguan pada pembuluh otak, kafein, nikotin, dan alkohol. Namun, menurut teori terbaru tentang melatonin, melatonin yang rendah dapat menimbulkan gejala ini. Salah satu penghambat produksi hormon melatonin adalah radiasi elektromagnetik, termasuk berasal dari ponsel.
Keletihan Menahun (Chronic Fatigue
Syndrome)
Tanda awal gangguan ini
berupa keletihan yang kuat, terjadi secara tiba-tiba dan selalu berulang. Pada
umumnya penderita mula-mula menderita bronkhitis, pilik, hepatitis, atau stres
emosional. Namun, sebagian orang yang hipersensitif terhadap radiasi
elektromagnetik akan mengalaminya. Radiasi medan elektromagnetik akan
menimbulkan penurunan produksi hormon melatonin. Secara umum, keluhan pada
keletihan menahun dapat berupa rasa lemah pada otot yang menetap atau hilang
timbul, rasa sakit pada otot yang menetap atau hilang timbul, rasa lemah atau
sakit pada otot dan persendian secara bersamaan yang menetap atau hilang
timbul.
Ø
Dampak Berat dari Radiasi Ponsel
Dampak ringan dari radiasi
ponsel pada sub bab sebelumnya, menjadi pemacu timbulnya penyakit-penyakit yang
sulit disembuhkan.
Insomnia
Insomnia adalah persepsi tentang kurangnya kualitas dan kuantitas tidur, dengan akibat yang terkait pada siang hari. Keluhan yang dikemukakan, yaitu sulit memulai tidur, sering terbangun dari tidur, sulit tidur lagi setelah terbangun malam hari, dan cepat bangun di pagi hari. Sesuai definisinya, gejala tersebut berhubungan dengan gangguan di siang hari, misalnya keletihan, konsentrasi maupun memori terganggu, dan sebagainya. Namun, hormon melatonin yang turun, antara lain karena rangsangan sinar yang terang serta radiasi elektromagnetik ponsel, juga dapat menimbulkan gangguan ini.
Diagnosis lain tentang penyebab insomnia mencakup gangguan neuropsikiatri seperti depresi, ansietas, demensia, juga penyalahgunaan obat, maupun gangguan irama sirkadian. ‘Salah satu penyebab gangguan irama sirkadian yang menyebabkan orang sukar tidur adalah radiasi elektromagnetik’. Itulah yang diucapkan oleh Anies (2009:65). Irama sirkadian yang terganggu menyebabkan terganggunya irama bangun dan tidurnya seseorang. Jika hal tersebut terjadi, maka orang yang bersangkutan akan mengantuk dan tidur siang hari, sedangkan di malam hari ia justru akan terbangun dan sulit untuk tidur.
Insomnia adalah persepsi tentang kurangnya kualitas dan kuantitas tidur, dengan akibat yang terkait pada siang hari. Keluhan yang dikemukakan, yaitu sulit memulai tidur, sering terbangun dari tidur, sulit tidur lagi setelah terbangun malam hari, dan cepat bangun di pagi hari. Sesuai definisinya, gejala tersebut berhubungan dengan gangguan di siang hari, misalnya keletihan, konsentrasi maupun memori terganggu, dan sebagainya. Namun, hormon melatonin yang turun, antara lain karena rangsangan sinar yang terang serta radiasi elektromagnetik ponsel, juga dapat menimbulkan gangguan ini.
Diagnosis lain tentang penyebab insomnia mencakup gangguan neuropsikiatri seperti depresi, ansietas, demensia, juga penyalahgunaan obat, maupun gangguan irama sirkadian. ‘Salah satu penyebab gangguan irama sirkadian yang menyebabkan orang sukar tidur adalah radiasi elektromagnetik’. Itulah yang diucapkan oleh Anies (2009:65). Irama sirkadian yang terganggu menyebabkan terganggunya irama bangun dan tidurnya seseorang. Jika hal tersebut terjadi, maka orang yang bersangkutan akan mengantuk dan tidur siang hari, sedangkan di malam hari ia justru akan terbangun dan sulit untuk tidur.
Radiasi
terhadap Otak
Radiasi
ponsel telah lama dikaitkan dengan berbagai gangguan fungsi otak atau susunan
saraf pusat. Gangguan ke otak tersebut meliputi mulai dari tumor hingga
insomnia. Meskipun temuan studi masih bertentangan, bukti mulai menunjukkan
adanya peningkatan risiko tumor otak di kalangan pengguna ponsel.
Para
peneliti di National Radiology Protection Board, Inggris, mengatakan, radiasi
elektromagnetik yang dihasilkan dari telepon gengam dapat merusak DNA dan
mengakibatkan tumor otak. Orangtua seharusnya tidak memberikan telepon genggam
pada anak-anak yang berusia 8 tahun atau di bawahnya sebagai tindakan
pencegahan gangguan radiasi dari alat-alat tersebut. “Ketika menggunakan
telepon genggam, 70-80 persen energi radiasi yang dipancarkan dari antena telepon
itu diserap oleh kepala. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan, potensi
dampak negatif dari penyerapan radiasi jangka panjang yang dipancarkan oleh
telepon genggam. Sayangnya, hanya sedikit penelitian yang memfokuskan pada
anak-anak,” ungkap Prof Henry Lai dari University of Washington, AS, seperti
dikutip web MD Health.
Efek
radiasi pada anak-anak sangat mengkhawatirkan karena otak yang masih berkembang
sangat mungkin terkena radiasi. Tumor otak biasanya berkembang selama 30 sampai
40 tahun. Anak-anak yang menggunakan telepon genggam sejak remaja akan
mempunyai periode waktu yang lebih panjang sebelum terlihat dampaknya.
Seseorang tidak tahu apakah anak-anak lebih mudah terkena radiasi, sebaiknya
menggunakan headset guna menjauhkan antena dari kepala.
Para
ahli dari Karolinska Institute di Swedia dan Wayne State
University di Amerika Serikat yang melakukan riset tentang radiasi
ini dengan dukungan dana dari Mobile Manufacturers Forum. Para
ahli melibatkan sebanyak 35 pria dan 36 wanita berusia18 hingga
45 sebagai partisipan dalam penelitian.
Selama riset, beberapa partisipan dikondisikan untuk mendapatkan
efek radiasi yang setara dengan jumlah yang diterima ketika seseorang
menggunakan ponsel. Beberapa partisipan lain juga harus menjalani
kondisi serupa, namun tanpa diberi efek radiasi.
Setelah simulasi tersebut terungkap bahwa partisipan
yang diberikan efek radiasi membutuhkan waktu yang lebih lama untuk masuk
ke tahap pertama dari beberapa tingkatan tidur nyenyak (deep
sleep). Partisipan ini juga menghabiskan waktu sebentar saja
pada tahap tidur paling dalam. “Riset mengindikasikan bahwa dengan
pemberian efek radiasi di laboratorium menggunakan sinyal
wireless 884 MHz penting artinya komponen tidur untuk
dapat memulihkan diri dari pengaruh buruk akibat pemakaian sehari-hari,”
ungkap peneliti dalam kesimpulannya. Salah satu peneliti, Profesor Bengt
Arnetz, mengatakan “Riset ini mengindikasikan dengan kuat bahwa penggunaan
ponsel berhubungan dengan perubahan khusus pada bagian otak yang
berfungsi mengaktifkan dan mengkoordinasikan sitem stres. Teori
lainnya yang muncul adalah adalah radiasi dapat mengganggu
produksi hormon melatonin, yang berfungsi mengatur ritme tubuh
secara internal. Dari riset ini pun terungkap bahwa setengah dari
total partisipan mengalami gangguan yang disebut elektrosensitif.
Mereka mengalami beberapa gejala seperti sakit kepala, gangguan
fungsi kognitif akibat penggunaan ponsel.
“Bukti-bukti sekarang semakin menguatkan bahwa kita seharusnya
menangani masalah ini dengan cara yang sifatnya mencegah. Riset ini
menganjurkan jika Anda memang harus menelepon di malam hari,
akan lebih baik menggunakan telepon kabel, dan jangan simpan ponsel
Anda di meja dekat tempat tidur,” ungkap Alasdair Philips
direktur Powerwatch, yang meneliti dampak bidang elektromagnet
terhadap kesehatan.
Mike
Dolan, direktur eksekutif Mobile Operators Association, justru
menilai hasil riset ini tidak konsisten dengan hasil penelitian
lainnya. ”Ini hanyalah sedikit bagian saja dari teka-teki ilmiah
yang sangat besar. Ini hanyalah efek yang sangat kecil, seorang
peneliti cenderung menilainya tidak lebih dari sebuah efek yang
timbul dari secangkir kopi,” ungkapnya.
Radiasi
terhadap Kanker Kelenjar Getah Bening
Menurut
sebuah penelitian terbaru di Israel, pengaruh radiasi akibat penggunaan ponsel
yang berlebihan berpotensi menyebabkan kanker kelenjar ludah. ndikasi terbaru
akan pengaruh buruk ponsel, terungkap melalui hasil penelitian yang melibatkan
sekitar 500 orang Israel yang mengidap kanker. Dalam penelitian ini, data
penggunaan ponsel para partisipan dianalisis dan dibandingkan dengan 1.300
pemeriksaan kesehatan.Dari hasil analisis, partisipan yang biasa memakai ponsel
dengan menempelkannya di satu sisi kepala selama beberapa jam tercatat 50%
berisiko lebih besar mengidap kanker kelenjar ludah. Riset mengenai
pengaruh ponsel ini dipublikasikan dalam The American Journal of Epidemiology.
Penelitian
tentang pengaruh ponsel memang sudah banyak dilakukan dan kebanyakan selalu
memusatkannya pada risiko mengidap penyakit tumor. Dan tak jarang di antara
riset tersebut tidak menemukan hubungan signifikan antara radiasi ponsel dengan
risiko mengidap kanker. Menurut peneliti di Tel Aviv University,
penelitian-penelitian tersebut cenderung selalu terfokus pada tumor otak,
dan seringkali tidak mengujinya untuk penggunaan jangka panjang. Kanker
kelenjar ludah adalah jenis penyakit dengan prevalensi sangat rendah. Inggris
misalnya, dari 230.000 kasus kanker yang ditemukan setiap tahunnya, hanya 550
kasus saja yang berhubungan dengan jenis yang satu ini.
Dr.
Siegal Sadetzki yang memimpin riset ini mengatakan penggunaan ponsel di Israel
tercatat lebih tinggi ketimbang negara lain di dunia. Fenomena ini memberikan
keuntungan bagi riset karena peneliti dapat memantau pengaruhnya untuk
jangka panjang atau pun dampak kumulatif yang akan terjadi. “Dibandingkan
dengan penelitian lain, jumlah paparan pada radisi frekuensi radio yang kami
pantau di sini lebih tinggi. Jika Anda mau, Anda akan melihat apa yang terjadi
di mana pun lebih cepat terjadi di Israel,” ungkapnya.
Salah
satu temuan kunci dari penelitian ini adalah penggunaan ponsel yang tinggi di
wilayah pinggiran atau pedesaan ternyata memiliki dampak risiko lebih tinggi
ketimbang di kota. Hal disebabkan fakta bahwa penggunaan ponsel di area
dengan sinyal lemah butuh pancaran radiasi yang lebih kuat supaya ponsel dapat
berfungsi.
Namun
Dr Sadetzki menekankan, satu penelitian saja tidak cukup untuk membuktikan
suatu hubungan sehingga penelitian lanjutan perlu dilakukan. Meski
demikian, hingga bukti-bukti baru ditemukan, lanjutnya, pendekatan yang
bersifat pencegahan tetap merupakan yang terbaik khususnya dikaitkan dengan
penggunaan ponsel pada anak-anak.
Walau
temuan baru dari Israel ini menunjukkan adanya dampak signifikan, sebuah
penelitian terbesar dan terpanjang tentang ponsel lainnya justru tidak
menemukan adanya peningkatan risiko jenis kanker apapun. Penelitian tersebut
melibatkan 420.000 orang di Denmark, yang telah menggunakan ponsel selama
kurang lebih 10 tahun. Dari riset itu terungkap fakta bahwa kasus kanker
ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan untuk ukuran riset sebesar
itu. Hal itu juga mengindikasikan bahwa ponsel tak memiliki dampak
pada perkembangan tumor.
Bahaya
radiasi ponsel bukan hanya berbahaya pada daerah kepala saja, namun terdapat
pada organ tubuh lainnya juga, misal :
Leukemia
Leukemia dapat menyerang pria dan wanita, tetapi angka kejadian leukemia pada umumnya menyerang lebih banyak pria daripada wanita. Faktor keturunan dan lingkungan berperan dalam terjadinya leukemia. Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi. Radiasi di sini terutama berupa radiasi pegion, meskipun untuk kondisi tertentu juga berasal dari radiasi nonpegion.
Tanda dan gejala leukemia akut adalah infeksi berat disertai timbulnya luka pada selaput lendir, demam, napas cepat, mimisan, dan perdarahan saluran cerna dan sistem saluran kemih. Dapat pula timbul gejala kurang darah seperti pusing, cepat lelah, susah bernapas sewaktu bekerja fisik, dan pucat yang nyata. Sedangkan tanda dan gejala leukemia kronik dapat berupa kelelahan, kehilangan berat badan, produksi keringat yang meningkat, tidak tahan panas, cepat kenyang, dan buang air besar tidak teratur.
Semua tanda dan gejala pada leukemia, baik akut maupun kronik, dapat merupakan gejala dan tanda khas dari tiap-tiap leukemia ataupun merupakan gejala dan tanda gabungan dari kedua jenis leukemia.
Leukemia dapat menyerang pria dan wanita, tetapi angka kejadian leukemia pada umumnya menyerang lebih banyak pria daripada wanita. Faktor keturunan dan lingkungan berperan dalam terjadinya leukemia. Faktor-faktor lingkungan berupa kontak dengan radiasi. Radiasi di sini terutama berupa radiasi pegion, meskipun untuk kondisi tertentu juga berasal dari radiasi nonpegion.
Tanda dan gejala leukemia akut adalah infeksi berat disertai timbulnya luka pada selaput lendir, demam, napas cepat, mimisan, dan perdarahan saluran cerna dan sistem saluran kemih. Dapat pula timbul gejala kurang darah seperti pusing, cepat lelah, susah bernapas sewaktu bekerja fisik, dan pucat yang nyata. Sedangkan tanda dan gejala leukemia kronik dapat berupa kelelahan, kehilangan berat badan, produksi keringat yang meningkat, tidak tahan panas, cepat kenyang, dan buang air besar tidak teratur.
Semua tanda dan gejala pada leukemia, baik akut maupun kronik, dapat merupakan gejala dan tanda khas dari tiap-tiap leukemia ataupun merupakan gejala dan tanda gabungan dari kedua jenis leukemia.
Ponsel dapat meningkatan
suhu permukaan kulit sampai 4,7 oC yang dapat mengarah ke
timbulnya kangker kulit. Di Inggris, ditemukan seorang pengguna ponsel yang
meninggal karena tumbuhnya sel-sel kanker pada permukaan kulit yang sering
bersentuhan dengan ponsel.
Beberapa peneliti memperingatkan bahwa dampak panas ponsel ini dapat menyebabkan paras pengguna bergaris-garis dan cekung yang menjadi awal terjadinya penuaan dini. Diduga panas menyebabkan sel-sel badan menurun kerjanya karena proses-proses dalam sel tak dapat berjalan secara efisien.
Beberapa peneliti memperingatkan bahwa dampak panas ponsel ini dapat menyebabkan paras pengguna bergaris-garis dan cekung yang menjadi awal terjadinya penuaan dini. Diduga panas menyebabkan sel-sel badan menurun kerjanya karena proses-proses dalam sel tak dapat berjalan secara efisien.
Dan masih banyak
penyakit-penyakit berbahaya lainnya yang ditimbulkan oleh radiasi ponsel ini.
Namun ada kabar gembira
untuk pengguna ponsel yang tidak ingin terkena dampak dari radiasi ponsel ini,
ada cara-cara berguna untuk menghindari BAHAYA RADIASI dari HP / HANDPHONE /
PONSEL.
1. Batasi Penggunaan Waktu bicara
Biasakan untuk membatasi waktu bicara di handphone, paling tidak persiapkan terlebih dahulu materi untuk pembicaraan. Setelah dua menit Anda berbincang di handphone maka aktifitas natural electrical akan mulai meningkat ke otak.
2. Rentan Terhadap Anak-anak
Anak-anak tentu memiliki ketahanan fisik yang lebih lemah ketimbang orang dewasa, termasuk dalam hal radiasi handphone. Untuk itu biasakan Anak Anda untuk tidak terlalu sering memanfaatkan handphone untuk aktifitas voice. Tapi Anak-anak perlu juga diberi pemahaman untuk pemanfaatan handphone di kala darurat.
3. Manfaatkan Airtube Headset
Walau telah menggunakan headset bukan berarti Anda bisa terbebas dari efek radiasi. Salah satu solusi yakni manfaatkan airtube headset. Jenis headset ini dilengkapi lubang atau rongga pada speakernya.
4. Jangan Masukkan Handphone di Saku Celana
Material bahan di celana kadang dapat menjadi konduktor yang cepat untuk radiasi, ketimbang reaksi ke bagian kepala. Salah studi mengungkapkan posisi handphone di saku celana, terutama dekat lipatan paha bisa berpengaruh pada kualitas sperma hingga turun 30 persen. Ini bisa menjadi perhatian penting bagi para pria.
5. Jeda Saat Melakukan Panggilan
Saat Anda menggunakan handphone tanpa headset, tunggu beberapa saat sampai panggilan Anda terkoneksi ke jaringan operator, baru kemudian tempelkan telinga ke speaker. Sedikit banyak hal ini bisa mengurangi efek radiasi.
6. Jangan Gunakan Handphone di Elevator.
Elevator (Lift) telah menjadi standar fasilitas di gedung-gedung bertingkat. Elevator pun kini sudah banyak yang dilengkapi penguat sinyal oleh para operator. Namun ada pendapat untuk menunda bertelepon di dalam ruang metal tertutup, dalam hal ini adalah elevator dan kendaraan box. Alasannya aktifitas handphone dapat memicu hukum Faraday sehingga bisa menjebak radiasi yang dipancarkan dan di khwatirkan akibatnya berbalik ke pengguna.
7. Indikator Kekuatan Sinyal
Dikala ingin melakukan panggilan, sebaiknya perhatikan pula kondisi jaringan operator di layar handphone. Jika melakukan panggilan di saat sinyal lemah atau satu bar maka proses kerja handphone untuk terkoneksi ke jaringan operator bertambah berat. Ini juga membawa efek pada tingkat radiasi.
8. Gunakan Handphone dengan SAR Rendah
Setiap handphone yang beredar memiliki tingkat SAR (specific absorption rate) yang berlainan. SAR diartikan sebagai ukuran tingkat penyerapan energi dari RF (radio frequency) yang dapat masuk ke dalam tubuh. Semakin rendah tingkat SAR maka kian bagus handphone yang dimaksud. Indikator SAR umumnya sudah disertakan dalam buku manual pengoperasian handphone.
9. EMR Protection
Gunakan perangkat baik handphone ataupun lainnya dengan validasi EMR (Electric & Magnetic Radiation) protection. Salah satu yang mencuat saat ini seperti pemanfaatan bio energy dan Scalar Energy. Radiasi EMR dapat bersifat kumulatif pada tubuh Anda, wujud yang paling mudah dilihat yakni biological stress. Jadi sangat penting untuk menggunakan Pelindung Anti Radiasi.
10. Mengkonsumsi Suplemen
Radiasi dari perangkat Microwave di base station dapat mengurangi tingkat anti oxidant di dalam tubuh. Hal ini bisa menjadi ancaman, sebab anti oxidant diperlukan tubuh untuk perlindungan dan membawa pengaruh pada indikator stress, infeksi dan penyakit-penyakit lain. Untuk itu Anda perlu mengkonsumsi suplemen yang mengandung elemen Melatonin, Zinc, Gingko Biloba dan Bilberry Extract. Keempat elemen tersebut bisa meningkatkan anti oxidant, melindungi sel otak dan kesehatan mata.
1. Batasi Penggunaan Waktu bicara
Biasakan untuk membatasi waktu bicara di handphone, paling tidak persiapkan terlebih dahulu materi untuk pembicaraan. Setelah dua menit Anda berbincang di handphone maka aktifitas natural electrical akan mulai meningkat ke otak.
2. Rentan Terhadap Anak-anak
Anak-anak tentu memiliki ketahanan fisik yang lebih lemah ketimbang orang dewasa, termasuk dalam hal radiasi handphone. Untuk itu biasakan Anak Anda untuk tidak terlalu sering memanfaatkan handphone untuk aktifitas voice. Tapi Anak-anak perlu juga diberi pemahaman untuk pemanfaatan handphone di kala darurat.
3. Manfaatkan Airtube Headset
Walau telah menggunakan headset bukan berarti Anda bisa terbebas dari efek radiasi. Salah satu solusi yakni manfaatkan airtube headset. Jenis headset ini dilengkapi lubang atau rongga pada speakernya.
4. Jangan Masukkan Handphone di Saku Celana
Material bahan di celana kadang dapat menjadi konduktor yang cepat untuk radiasi, ketimbang reaksi ke bagian kepala. Salah studi mengungkapkan posisi handphone di saku celana, terutama dekat lipatan paha bisa berpengaruh pada kualitas sperma hingga turun 30 persen. Ini bisa menjadi perhatian penting bagi para pria.
5. Jeda Saat Melakukan Panggilan
Saat Anda menggunakan handphone tanpa headset, tunggu beberapa saat sampai panggilan Anda terkoneksi ke jaringan operator, baru kemudian tempelkan telinga ke speaker. Sedikit banyak hal ini bisa mengurangi efek radiasi.
6. Jangan Gunakan Handphone di Elevator.
Elevator (Lift) telah menjadi standar fasilitas di gedung-gedung bertingkat. Elevator pun kini sudah banyak yang dilengkapi penguat sinyal oleh para operator. Namun ada pendapat untuk menunda bertelepon di dalam ruang metal tertutup, dalam hal ini adalah elevator dan kendaraan box. Alasannya aktifitas handphone dapat memicu hukum Faraday sehingga bisa menjebak radiasi yang dipancarkan dan di khwatirkan akibatnya berbalik ke pengguna.
7. Indikator Kekuatan Sinyal
Dikala ingin melakukan panggilan, sebaiknya perhatikan pula kondisi jaringan operator di layar handphone. Jika melakukan panggilan di saat sinyal lemah atau satu bar maka proses kerja handphone untuk terkoneksi ke jaringan operator bertambah berat. Ini juga membawa efek pada tingkat radiasi.
8. Gunakan Handphone dengan SAR Rendah
Setiap handphone yang beredar memiliki tingkat SAR (specific absorption rate) yang berlainan. SAR diartikan sebagai ukuran tingkat penyerapan energi dari RF (radio frequency) yang dapat masuk ke dalam tubuh. Semakin rendah tingkat SAR maka kian bagus handphone yang dimaksud. Indikator SAR umumnya sudah disertakan dalam buku manual pengoperasian handphone.
9. EMR Protection
Gunakan perangkat baik handphone ataupun lainnya dengan validasi EMR (Electric & Magnetic Radiation) protection. Salah satu yang mencuat saat ini seperti pemanfaatan bio energy dan Scalar Energy. Radiasi EMR dapat bersifat kumulatif pada tubuh Anda, wujud yang paling mudah dilihat yakni biological stress. Jadi sangat penting untuk menggunakan Pelindung Anti Radiasi.
10. Mengkonsumsi Suplemen
Radiasi dari perangkat Microwave di base station dapat mengurangi tingkat anti oxidant di dalam tubuh. Hal ini bisa menjadi ancaman, sebab anti oxidant diperlukan tubuh untuk perlindungan dan membawa pengaruh pada indikator stress, infeksi dan penyakit-penyakit lain. Untuk itu Anda perlu mengkonsumsi suplemen yang mengandung elemen Melatonin, Zinc, Gingko Biloba dan Bilberry Extract. Keempat elemen tersebut bisa meningkatkan anti oxidant, melindungi sel otak dan kesehatan mata.
Bab III : Penutup
·
Kesimpulan
Berdasarkan
informasi yang telah didapatkan dari penyusunan makalah, ternyata ponsel
mempunyai dampak yang akan mengganggu kesehatan penggunanya. Dari penyakit
ringan seperti vertigo hingga penyakit berbahaya seperti kanker pun dapat
membahayakan penggunanya. Radiasi ponsel timbul tidak hanya saat digunakan, tetapi
saat meletakkan ponsel di saku juga dapat menyebabkan radiasi. Oleh karena itu,
sebagai pengguna ponsel kita harus menyadari hal tersebut dan lebih
berhati-hati dalam menggunakan ponsel, dengan cara meminimalisir waktu
pemakaian ponsel serta memaksimalkan jarak ponsel dengan tubuh kita (dalam
kondisi menyala).
·
Saran
Dalam
menggunakan ponsel sebaiknya pengguna mengetahui cara pemakaian yang baik.
Pengguna ponsel juga harus berhati-hati dalam memilih merk dan tipe ponsel yang
akan digunakan. Karena setiap ponsel memiliki level SAR yang berbeda. Lever SAR
ini biasanya dicantumkan dalam buku manual. Para produsen pun seharusnya
memproduksi ponsel yang tidak memilki jumlah radiasi elektromagnetik yang
besar. Supaya ponsel tidak terlalu berbahaya bagi penggunanya. Sebab ponsel
dimilki setiap orang sebagai media komunikasi yang penting.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar