taylor swift i knew were trouble

Sabtu, 27 April 2013

kesehatan wanita


KESEHATAN WANITA SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
Pendekatan yang diterapkan dalam menguraikan ruang lingkup Kesehatan Reproduksi adalah pendekatan siklus hidup, yang berarti memperhatikan kekhususan kebutuhan penannganan sistem reproduksi pada setiap fase kehidupan, serta kesinambungan antar fase kehidupan tersebut. Dengan demikian, masalah kesehatan reproduksi pada setiap fase kehidupan dapat diperkirakan, yang bila tidak ditangani dengan baik maka hal ini dapat berakibat buruk pada masa kehidupan selanjutnya.

Dalam pendekatan siklus hidup ini, dikenal lima tahap, yaitu:

1. Konsepsi
2. Bayi dan anak
3. Remaja
4. Usia subur
5. Usia lanjut

1. Konsepsi
a. Perlakuan sama terhadap janin laki-laki/perempuan
b. Pelayanan antenatal, persalinan aman dan nifas serta pelayanan bayi baru lahir.
c. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, BBLR, kurang gizi (malnutrisi).
d. Pendekatan pelayanan antenatal, promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

2. Bayi dan anak

a. ASI Eksklusif dan penyapihan yang layak
b. Tumbuh kembang anak, pemberian makanan dengan gizi seimbang
c. Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d. Pencegahan dan penanggulangan kekerasan
e. Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan
f. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini : pengutamaan jenis kelamin, sunat perempuan, kurang gizi (malnutrisi), kesakitan dan kematian BBLR, penyakit lain disemua usia dan kekerasan.
g. Pendekatan yang dilakukan: pendidikan kesehatan, kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan primer, imunisasi, pelayanan antenatal, persalinan, postnatal, menyusui serta pemberian suplemen, dll.

Asuhan yang diberikan
a). ASI Eksklusif
b). Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang
c). Imunisasi dan manajemen terpadu balita sakit
d). Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
e). Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak laki-laki dan perempuan.

3. Remaja
Masa remaja atau pubertas adalah usia antara 10 sampai 19 tahun dan merupakan peralihan dari masa kanak-anak menjadi dewasa. Peristiwa terpenting yang terjadi pada gadis remaja adalah datangnya haid pertama yang dinamakan menarche. Secara tradisi, menarche dianggap sebagai tanda kedewasaan, dan gadis yang mengalaminya dianggap sudah tiba waktunya untuk melakukan tugas-tugas sebagai wanita dewasa, dan siap dinikahkan. Pada usia ini tubuh wanita mengalami perubahan dramatis, karena mulai memproduksi hormon-hormon seksual yang akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan sistem reproduksi
a. Gizi seimbang
b. Informasi tentang kesehatan reproduksi
c. Pencagahan kekerasan, termasuk seksual
d. Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e. Perkawinan pada usia yang wajar
f. Pendidikan, peningkatan keterampilan
g. Peningkatan penghargaan diri
h. Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.
i. Masalah yang ditemui meliputi: seks komersial, pelecehan seksual, penyalahgunaan obat (alkohol, obat, tembakau), kekerasan gender, praktik tradisional berbahaya, perilaku seks tidak aman, kehamilan remaja, aborsi tidak aman, ISR/IMS/HIV/ AIDS.
j. Pendekatan yang dapat dilakukan meliputi; konseling tentang perubahan hukum/sosial, pendidikan kesehatan, deteksi, pencegahan, pengobatan, kontrasepsi yang sesuai, pemberian suplemen, pendidikan dalam keluarga, konseling dll

Asuhan apa yang diberikan

a) Gizi seimbang
b) Informasi tentang kesehatan reproduksi
c) Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan)
d) Pencegahan terhadap ketergantungan napza
e) Perkawinan pada usia yang wajar
f) Peningkatan pendidikan, ketrampilan, penghargaan diri dan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

4. Dewasa
Usia dewasa muda, yaitu antara 18 sampai 40 tahun, sering dihubungkan dengan masa subur, karena pada usia ini kehamilan sehat paling mungkin terjadi. Inilah usia produktif dalam menapak karir yang penuh kesibukan di luar rumah. Di usia ini wanita harus lebih memperhatikan kondisi tubuhnya agar selalu dalam kondisi prima, sehingga jika terjadi kehamilan dapat berjalan dengan lancar, dan bayi yang dilahirkan pun sehat. Pada periode ini masalah kesehatan berganti dengan gangguan kehamilan, kelelahan kronis akibat merawat anak, dan tuntutan karir. Kanker, kegemukan, depresi, dan penyakit serius tertentu mulai menggerogoti tubuhnya. Gangguan yang sering muncul pada usia ini, adalah endometriosis yang ditandai dengan gejala nyeri haid, kram haid, nyeri pinggul saat berhubungan seks, sakit saat buang air besar atau buang air kecil. Penderita kadang mengalami nyeri hebat, tetapi ada juga yang tidak mengalami gejala apa-apa.
a. Kehamilan dan persalinan yang aman
b. Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c. Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi (KB)
d. Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e. Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f. Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi secara rasional
g. Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h. Pencegahan dan manajemen infertilitas.
i. Masalah yang mungkin ditemui: Kesakitan dan kematiani ibu yang disebabkan berbagai kondisi, malnutrisi/anemia, kemandulan, pelecehan/kekerasan seksual, komplikasi aborsi, ISR/IMS/HIV/AIDS dan pengaturan kesuburan.
j. Pendekatan yang dapat dilakukan : pendidikan kesehatan, suplemen, konseling, pencegahan primer, pengobatan KB, pendidikan tentang perilaku seksual yang bertanggungjawab, pencegahan dan pengobatan IMS, pelayanan antenatal, persalinan, post partum pelayanan kebidanan darurat, imunisasi dan informasi-informasi.

Asuhan yang diberikan
a). Kehamilan dan persalinan yang aman
b). Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi
c). Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat kontrasepsi ( KB )
d). Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS
e). Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas
f). Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi
g). Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim
h). Pencegahan dan manajemen infertilitas.

5. Usia Lanjut
Yang dianggap lanjut usia (lansia) adalah setelah mencapai usia 60 tahun. Inilah masa yang paling rentan diserang berbagai penyakit degeneratif dan penyakit berat lainnya. Sangat penting bagi wanita untuk melakukan pemeriksaan kesehatannya secara teratur. Prioritas utamanya adalah menjaga agar tubuh tetap sehat dengan mengatur pola makan yang benar, dan minum suplemen yang dibutuhkan tubuh. Selain itu olahraga ringan dan tetap aktif secara intelektual.
a. Perhatian pada problem meno/andro-pause
b. Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.
c. Deteksi dini kanker rahim dan kanker rahim
d. Masalah yang mungkin terjadi pada tahap ini: penyakit sistem sirkulasi, kekerasan, prolaps/osteoporosis, kanker saluran reproduksi, payudara/kanker prostat, ISR/IMS/HIV/AIDS.
e. Pendekatan yang dapat dilakukan: dipengaruhi oleh pengalaman reproduksi sebelumnya, diagnosis, informasi dan pengobatan dini.

Asuhan apa yang diberikan

1). Perhatian pada problem menopause
2.). Perhatian pada penyakit utama degenerative, termasuk rabun, gangguan mobilitas dan osteoporosis.
Berkurangnya hormone estrogen pada wanita menopause mungkin menyebabkan berbagai keluhan sebagai berikut :
a. Penyakit jantung koroner
b. Kadar estrogen yang cukup, mampu melindungi wanita dari penyakit jantung koroner. Berkurangnya hormone estrogen dapat menurunkan kadar kolesterol baik ( HDL ) dan meningkatnya kadar kolesterol tidak baik ( LDL ) yang meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner.
c. Osteoporosis
d. Adalah berkurangnya kepadatan tulang pada wanita akibat penurunan kadar hormone estrogen, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
e. Gangguan mata
f. Mata terasa kering dan kadang terasa gatal karena produksi air mata berkurang.
g. Kepikunan ( demensia tipe Alzeimer ).
h. Kekurangan hormone estrogen juga mempengaruhi susunan saraf pusat dan otak. Penurunan hormone estrogen menyebabkan kesulitan berkonsentrasi, sukar tidur, gelisah, depresi sampai pada kepikunan tipe Alzeimer. Penyakit kepikunan tipe Alzeimer dapat terjadi bilam kekurangan estrogen sudah berlangsung cukup lama dan berat, yang dipengaruhi factor keturunan.
3). Deteksi dini kanker rahim.
5.    Klimakterium
Klimakterium bukan suatu keadaan patologik melainkan suatu masa peralihan yang normal yang berlangsung beberapa tahun sebelum dan sesudah menopause. Fase klimakterium berlangsung bertahap yaitu :
1.    Sebelum menopause
Pada masa ini klimakterium kira-kira dimulai 6 tahun sebelum masa menopause. Disini, fungsi organ reproduksinya mulai turun, kadar estrogen mulai turun dan kadar hormon gonadotropin mulai meningkat sampai timbulnya keluhan tanda-tanda menopause.
2.    Selama menopause
Terjadi selama berlangsungnya menopause, rentangan 1-2 tahun sebelum sampai 1 tahun sesudah menopause. Pada periode ini wanita mengalami keluhan memuncak.
3.    Sesudah menopause
Masa ini berlangsung mulai 6-7 tahun ssesudah menopause. Pada saat ini kadar estrogen sudah pada titik rendah sesuai dengan keadaan senium dan disertai dengan mulai memburuknya kondisi badan. Perubahan yang terjadi :
a)    Terjadi penurunan kadar estrogen dan kadar gonadotropin mulai meningkat
b)    Organ reproduksi mulai mengalami penurunan fungsi : ovarium mengecil, uterus mengecil, epitel vagina menipis.
c)    Jumlah folikel menjadi hanya beberapa ribu buah saja dan lebih resisten terhadap rangsanngan gonadotropin
d)    Pada usia 40 tahun lebih siklus haid mulai tidak disertai dengan ovulasi
e)    Terjadi perubahan kesuburan seorang wanita muali menurun pada awal klimakterium
f)    Perubahan perdarahan pada premenopause
g)    Pasca menopause terjadi gangguan vegetatif, psikis, organis.
6.    Menopause
Menopause adalah periode berhentinya haid secara alamiah atau suatu masa dimana seorang wanita mengalami perdarahan haid terakhir dan tidak pernah mendapatkan haid lagi. Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Ini semua merupakan akibat dari berkurangnya kadar estrogen dan progesteron. Perubahan yang terjadi pada masa ini yaitu :
1.    Perubahan psikis
Perubahan psikis pada masa menopause sangat bergantung pada masing-masing individu. Pengetahuan yang cukup akan membantu seorang wanita memahami dan mempersiapkan dirinya menjalani masa ini dengan lebih baik. Perubahan yang terjadi :
-    Rasa khawatir : perasaan merasa tua, tidak menarik lagi, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami
-    Rasa tertekan karena takut menjadi tua
-    Lebih sensitif dan emosi (marah, cemas, depresi )
2.    Perubahan fisik
Perubahan yang terjadi meliputi :
-    Kulit menjadi kendor
-    Kulit menjadi kering dan keriput
-    Kulit manjadi mudah terbakar sinar matahari
-    Timbul pigmentasi pada kulit
-    Payudara mulai lembek
-    Vagina menjadi kering
-    Epitel vagina menipis
-    Dispareunia
-    Perasaan panas dan berkeringat pada malam hari (hot fluse)
-    Tidak dapat menahan air seni
-    Hilangnya jaringan penunjang
-    Penambahan berat badan
-    Gangguan mata
-    Nyeri tulang dan sendi
PROSES KEHAMILAN

SEL TELUR
Saat ovulasi, sel telur berada pada tahapan pembelahan meiosis II. Sel telur dikelilingi oleh lingkaran proteinaseosa yang disebut sebagai zona pellucida. Sel granulosa yang menempel pada permukaan zona pellucida dan dikeluarkan bersama sel telur tetap menempel sebagai cumulus oophorus
Sperma yang pada akhirnya mengadakan fertilisasi terlebih dulu harus melalui lapisan disekeliling telur sebelum mengadakan penetrasi ke dalam membran sel telur.
Oosit akan bertahan hidup 6 – 24 jam pasca ovulasi.

SPERMA
Saat koitus dan terjadi ejakulasi, jutaan sperma terdeposit pada vagina bagian atas. Sebagian besar tidak pernah mencapai lokasi fertilisasi. Sperma abnormal jarang dapat berhasil melakukan perjalanan yang panjang ini dan mahka majoritas spermatozoa sehat bahkan mati ditengah jalan.
Majoritas sperma keluar dari vagina setelah pengenceran cairan semen dan hanya sebagian kecil yang mampu menembus servik dalam hitungan menit . Sperma tak dapat melewati kanalis servikalis bila mukosa servik dalam keadaan tidak siap.
Kesiapan servik biasanya terjadi pada pertengahan siklus ketika kadar estrogen mencapai puncaknya dan kadar progesteron paling rendah.
Pada kondisi optimal, sperma memerlukan waktu 2 – 7 jam untuk bergerak melalui uterus menuju lokasi fertilisasi dalam saluran tuba falopii.
Spermatozoa dapat bertahan 24 – 48 jam dalam saluran reproduksi wanita.
Sperma yang baru dikeluarkan saat ejakulasi belum mampu membuahi sel telur. Mereka harus mengalami kapasitasi. Kapasitasi dapat pula di induksi secara in vitro dengan kultur yang sesuai.
Selama kapasitasi, selubung glikoprotein yang menempel pada membran sel spermatozoa dilepaskan dan menyebabkan perubahan pada permukaan membran sperma dan mengadakan reorganisasi pada membran sperma tersebut.
Kapasitasi sperma memungkinkan terjadinya reaksi akrosom.
Enzym proteolytic yang dilepaskan akrosom memungkinkan penetrasi zona pellucida oleh sperma yang bergerak seperti cambuk.
Penetrasi zona pelucida memerlukan waktu sekitar 15 menit.

FERTILISASI
Pada saat kopulasi antara pria dan wanita (coitus) dengan ejakulasi, sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita, akan dilepaskan cairan mani berisi sel sperma ke dalam saluran reproduksi wanita. Jika senggama terjadi pada masa ovulasi (masa subur wanita), maka kemungkinan sperma akan bertemu dengan ovum yang disebut sebagai pembuahan atau fertilisasi. Proses pembuahan ini terjadi didalam tuba fallopi, umumnya didaerah ampula/infundibulum. Ovum yang dilepaskan saat ovulasi dikelilingi oleh zona pelusida yang diluarnya ada sel yang membentuk corona radiata. Setelah terjadi pembuahan, zona pelusida mengalami perubahan sehingga tidak dapat ditembus oleh sperma yang lain.
Setelah sperma mencapai oosit terjadi :
1. reaksi zona atau reaksi kortikal pada selaput zona pelusida
2. oosit menyelesaikan pembelahan keduanya sehingga menghasilkan oosit definitive
    yang kemudian menjadi pronukleus wanita
3. inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria
4. ekor sperma lepas dan bergenerasi
5. pronukleus pria dan wanita yang haploid membentuk zygote yang diploid
Penetrasi zona pellucida memungkinkan terjadinya kontak antara spermatozoa dengan membran oosit. membran sel germinal segera mengadakan fusi dan sel sperma berhenti bergerak. Inti sel sperma kemudian masuk kedalam sitoplasma sel telur
Saat fusi antara sel membran sperma dengan sel telur sudah terjadi maka terjadi 3 peristiwa penting pada oosit :  :
1.     Depolarisasi membran sel telur sehingga terjadi blokade primer terhadap polispermia ( spermatozoa lain tak dapat masuk kedalam sel telur ). Hanya satu pronukelus pria yang dapat ber fusi dengan pro nukleus wanita dan menjaga keadaan diploid dari zygote.
2.     Reaksi kortikal. Menyebabkan zona pellucida menjadi keras sehingga mencegah sperma lain untuk berikatan dengan zona pellucida. Terjadi blokade sekunder terhadap polispermia.
3.     Pembelahan meiosis II pada sel telur. Badan polar II terbentuk dan dikeularkan dari sel telur sehingga memastikan bahwa pronukelus wanita bersifat haploid.. Sekali lagi , hal ini akan menjaga agar zygote tetap diploid. Kegagalab untuk menjaga sifat diploid pada hasis konsepsi sering menyebabkan kegagalan proses kehamilan.
Setelah berada dalam sel telur, sitoplasma sperma bercampur dengan sitoplasma sel telur dan membran inti (nukleus) sperma pecah. Membran yang baru terbentuk di sekeliling kromatin sperma membentuk pronukelus pria. Membran inti oosit yang baru juga terbentuk di sekeliling pronukleus wanita.
Sekitar 24 jam setelah fertilisasi, kromosom memisahkan diri dan terjadilah pembelahan sel pertama.

IMPLANTASI
Setelah fertilisasi, hasil konsepsi harus mengadakan implantasi pada dinding uterus dan memberikan informasi kepada ibu agar mengadakan adaptasi akibat adanya kehamilan.
Tanpa adanya kedua hal itu, zygote akan dengan mudah keluar dari uterus bersamaan dengan menstruasi berikutnya.
Zygote yang sedang membelah mengapung dalam tuba falopii sekitar 1 minggu, berkembang dari tahap 16 sel melalui tahapan morula yang padat menjadi tahap blastokis dengan 32 – 64 sel. Tahap blastokis memiliki rongga berisi cairan. Blastokis memiliki dua jenis sel embrionik yang telah ber diferensiasi : trofoectoderm di bagian luar dan inner cell mass di bagian dalam
Sel trofoectoderm kelak akan membentuk plasenta dan inner cell mass akan membentuk janin dan membrane janin.
Pada tahapan blastokista ini, hasil konsepsi masuk uterus dan mengadakan implantasi
Selama dalam tuba falopii, hasil konsepsi tetap diselubungi zona pelucida. Setelah 2 hari dalam uterus, blastokista melepaskan diri dari zona pellucida. Setelah peristiwa pelepasan tersebut, sel trofoectoderm blastokista mulai ber diferensiasi menjadi sel trofoblas. Proses yang simultan ini memungkinkan sel trofoblas berhubungan langsung dengan endometrium. Dalam beberapa jam, endometrium dibawah blastokista akan terkikis dan lisis sehingga substrat-substrat metabolik primer yang dihasilkan akan digunakan untuk kehidupan blastokista. Endometrium yang mengalami perubahan biokimia dan morfologi yang hebat itu disebut sedang mengadakan proses desidualisasi, suatu  proses yang dimulai saat terjadinya implantasi dan menyebar dalam bentuk gelombang konsentris yang berpusat dari tempat implantasi . Endometrium sekitar hasil implantasi akan kembali pulih sehingga seluruh hasil implantasi tertanam dalam endometrium.
Bersamaan dengan invasi embrio ke jaringan ibu, sel trofoblas kemudian ber diferensiasi menjadi 2 jenis sel : sel sitotrofoblas dan sel sinsitiotrofoblas.
Sel sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan multinuklear yang berkembang dari lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif mengeluarkan hormon plasenta dan mentrasfer zat makanan dari ibu ke janin.
Sekelompok sel sitotroblas memiliki sifat invasif , melewati stroma endometrium untuk mencapai pembuluh darah ibu, termasuk arteri spiralis endometrium

Implantasi terjadi sekitar 7 – 10 hari setelah ovulasi. Jika hasil konsepsi bertahan hidup lebih dari 14 hari setelah ovulasi, corpus luteum ovarium akan terus menghasilkan progesteron.
hCG yang dihasilkan oleh trofoblas yang berkembang dan di sekresi ke dalam aliran darah ibu bekerja menyerupai hormon luteinisasi , yaitu menunjang corpus luteum dengan menghambat proses regresi

BAGIAN-BAGIAN NIDASI


Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula disebut blastokista (blastocyst), suatu bentuk yang dibagian luarnya adalah trofoblas dan di bagian dalamnya disebut massa inner cell. Massa inner cell ini berkembang menjadi janin dan trofoblas akan berkembang menjadi plasenta. Dengan demikian, blastokista diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas ini sangat kritis untuk keberhasilan kehamilan terkait dengan keberhasilan nidasi (implantasi), produksi hormone kehamilan, proteksi imunitas bagi janin, peningkatan aliran darah maternal ke dalam plasentan dan kelahiran bayi. Sejak trofoblas terbentuk, produksi hormon human chorionic gonadotropin (hCG) dimulai, suatu hormone yang memastikan bahwa emdometrium akan menerina (resesif) dalam proses implantasi embrio.
Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalam masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel-sel desidua ini besar-besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan oleh trofoblas. Nidasi diatur oleh proses yang kompleks antara trofoblas dan endometrium. Di satu sisi trofoblas mempunyai kemampuan invasi yang kuat, disisi lain endometrium mengontrol invasi trofoblas dengan menyekresikan faktor-faktor yang aktif setempat (local) yaitu inhibitor cytokines danprotease. Keberhasilan nidasi dan plasentasi yang normal adalah hasil keseimbangan proses antara trofoblas dan endometrium.
Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas, sitotrofoblas yang belum berdiferensiasi dalam berkembang dan berdiferensiasi menjadi 3 jenis, yaitu  :
(1). Sinsiotrofoblas yang aktif menghasilkan hormon
(2). Trofoblas jangkar ekstravili yang akan menempel pada endometrium
(3). Trofoblas yang invasive
Infasi trofoblas diatur oleh pengaturan kadar hCG. Sinsiotrofoblas menghasilkan hCG yang akan mengubah sitotrofoblas menyekresi hormon yang noninvasif. Trofoblas yang semakin dekat dengan endometrium menghasilkan kadar hCG yang semakin rendah, dan membuat trofoblas berdiferensiasi dalam sel-sel jangkar yang menghasilkan protein perekat plasenta yaitu trophouteronectin. Trofoblas-trofoblas invasif lain yang melepas dan bermigrasi ke dalam endometrium dan miometrium akan menghasilkan protease dan inhibitor protease yang diduga memfasilitasi proses invasi ke dalam jaringan maternal.
Kelainan dalam optimalisasi aktivitas trofoblas dalam proses nidasi akan berlanjut dengan berbagai penyakit dalam kehamilan. Apabila invasi trofoblas ke arteri spiralis maternal lemah atau tedak terjadi, maka arus darah uteroplasenta rendah dan menimbulkan sindrom preeklamsia. Kondisi ini juga akan menginduksi plasenta menyekresikan substansi vasoaktif yang memicu hipertensi maternal. Kenaikan tekanan darah ibu dapat merusak arteri spiralis dan tersumbat, sehingga menjadi infark plasenta. Sebaliknya, invasi trofoblas yang tidak terkontrol akan menimbulkan penyakit trofoblas gestasional seperti mola hidatidosa dan koriokarsinoma.
Dalam tingkat nidasi, trofoblas antara lain menghasilkan hormone human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke- 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi.  Diduga bahwa fungsinya adalah mempengaruhi korpus luteum untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesterone sampai plasenta dapat membuat cukup progesterone sendiri. Hormone korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormone tersebut dapat ditemukan dalam air kemih ibu hamil.
Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kemudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartam).
Pada umunya blastokista masuk ke endometrium dengan bagian dimana massa inner cell berlokasi. Dikemukakan bahwa hal ini ialah yang menyebabkan tali pusat berpangkal sentral atau parasentral. Bila sebaliknya dengan bagian lain blastokista memasuki endometrium , maka terdapatlah tali pusat dengan insersio valementosa. Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. Jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.
Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium. Embrio ini selalu terpisahkan dari darah dan jaringan ibu oleh suatu lapisan sitotrofoblas (mononuclear trophoblas) di sisi bagian dalam dan sinsiotrofoblas (multinuclear trophoblas) di sisi bagian luar. Kondisi ini kritis tidak hanya untuk pertukaran nutrisi, tetapi juga untuk melindungi janin yang bertumbuh dan berkembang dari serangan imunologik maternal. Bila nidasi telah terjadi, mulailah diferensiasi sel-sel blastokista. Sel-sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk endoterm dan yolk sac,  sedangkan sel-sel yang lebih besar menjadi ectoderm dan membentuk ruang amnion.denga ini, di dalam blastokista terdapat suatu embrional plate yang membentuk antara dua ruangan, yakni ruangan amnion dan yolk sac.
Pertumbuhan embrio terjadi dari embrional plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsure lapisan, yakni sel-sel ectoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara ruang amnion dan embrio dan dinding trofoblas. Body stalk menjadi tali pusat. Yolk sac dan alantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa-sisanya dapat ditemukan dalam tali pusat.

PERTUMBUHAN EMBRIOGENESIS

1.      Trimester pertama
Seluruh periode zigot dan embrionik serta dua minggu periode janin (dari total 10 minggu kehidupan setelah fertilisasi) berada pada 12 minggu pertama kehamilan dihitung dari masa menstruasi terakhir, yang merupakan trimester pertama.
a.Minggu Pertama-Kedua
Kehamilan dihitung dari Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). Pada masa dua minggu ini merupakan terjadinya fase-fase menstruasi. Kelanjutan fase proliferatif pada siklus menstruasi adalah terjadinya fertilisasi yaitu sekitar 14 hari (dua minggu) setelah menstruasi terakhir.
b.Minggu Ketiga-Keempat
Periode minggu pertama-kedua ini berawal dari fertilisasi sampai terjadinya implantasi dengan terbentuknya lempeng embrionik. Periode ini mencakup pembelahan zigot, implantasi dan embrio bilaminar.
Pertumbuhan dan perkembangan dimulai dengan momen fertilisasi dan proses fusi pronukleus pada wanita dan pria masing-masing dari ovum dan sperma. Proses fusi ini menghasilkan sebuah sel tunggal yang disebut zigot. Segera setelah fertilisasi, zigot yang dihasilkan mulai mengalami pembelahan sel mitosis yang disebut pembelahan atau cleavage. Melalui serangkaian tahapan, massa sel yang membelah disebut morula. Setelah mengalami reorganisasi sel dan cairan masuk ke dalam sel, morula menjadi blastosit. Blastosit inilah yang tertahan pada lapisan uterus. Saat proses implantasi berakhir pada hari ke-10 atau ke-11 setelah fertilisasi, periode embrionik telah dimulai.
Pada saat implantasi, embrio dikenal dengan sebutan embrio bilaminar karena lingkaran embrio terbentuk dari lingkaran massa bagian dalam, yang terdiri atas dua lapisan sel, yakni epiblas, lapisan tebal sel-sel silindris yang membentuk dasar rongga amnion dan pada akhirnya akan menjadi endodermis, mesodermis dan ektodermis embrionik dan hipoblas, selapis tipis sel-sel kubus kecil yang tersusun atas endodermis utama kantung kuning telur.
c. Minggu Kelima
Awal minggu ke tiga pascafertilisasi menandai dimulainya morfogenesis, yakni perkembangan bentuk tubuh. Perkembangan ini diakhiri melalui gastrulasi, suatu proses yang memungkinkan lempeng bilaminar embrionik diubah menjadi lempeng trilaminar embrionik. Menjelang akhir minggu ketiga, perkembangan somit dimulai, yang pada puncaknya dimulai yang pada puncaknya akan menghasilkan 42 hingga 44 pasang somit.
Selama mingg ke tiga, pembuluh saraf (cikal) bakal otak dan medulla spinalis), notochord (permulaan vertebra), rongga koleomik (cikal bakal rongga tubuh), sel darah primitive dan system kardiovaskuler primitive mulai terbentuk.
d. Minggu Keenam
Jantung mulai berdetak pada awal minggu ke empat pascafertilisasi (enam minggu berdasarkan masa menstruasi terakhir). Selama minggu keempat terjadi perkembangan yang pesat dan terbentuk lapisan lempeng embrionik longitudinal dan transversal. Lapisan longitudinal meliputi lapisan kepala dan lapisan ekor yang mengubah embrio dari bentuk yang lurus menjadi bentuk yang memiliki lekuk. Lapisan transversal meliputi lapisan transversal kiri dan kanan yang melipat kea rah garis tengah dan mengubah embrio dari bentuk datar menjadi bentuk silindris. Pada akhir minggu ke empat, embrio diperkirakan memiliki gambaran seperti kadal dan mempunyai bakal telinga (lubang otis), lengan (bakal lengan), tungkai (bakal tungkai), dan struktur leher dan wajah (empat lekuk brakial pertama).
e. Minggu Ketujuh
Selama minggu ke lima pascafertilisasi, perkembangan pesat otak menghasilkan perkembangan kepala yang membesar dan membuatnya menjadi bagian yang lebih besar daripada anggota tubuh lainnya. Perkembangan berlangsung kelamin dari kepala hingga bokong, dan tungkai berkembang hamper satu minggu kemudian setelah lengan. Mata mulai berkembang berupa bakal lensa (mulai tampak pada minggu ke empat), cangkirr optic dan pigmen retina.
f. Minggu Kedelapan
Hidung, mulut dan palatum mulai terbentuk selama minggu ke enam pascafertilisasi (8 minggu berdasarkan masa menstruasi terakhir) dan mata mulai terlihat. Lengan dan tungkai mengalami banyak perkembangan dan sinar-sinar digital (jari-jari primordial) mulai berkembang pada lempeng tangan. Bentuk kepala lebih besar  daripada batang tubuh.
g. Minggu Kesembilan
Minggu ke tujuh pascafertilisasi menandai perkembangan tungkai lebih lanjut dengan digital rays (jari kaki primordial) berkembang pada lempeng kaki. Kelopak mata terbentuk dan dapat terlihat. Aurikula telinga bagian luar telah terbentuk dan mulai tampak meski belum sepenuhnya berkembang atau naik ke posisi seharusnya. Usus halus mengalami herniasi ke bagian belakang tali pusat yang memiliki ruang untuk usus tersebut.
h. Minggu Kesepuluh
Pada akhir minggu ke-8 pascafertilisasi (10 minggu berdasarkan masa menstruasi terakhir), embrio telah memiliki gambaran manusia meskipun ukuran kepalanya yang besar masih belum proporsional mencapai dan hamper separuh ukuran total. Tungkai, terutama tungkai bagian atas, telah mengalami diferensiasi (contoh, pergelangan tangan, siku, lutut) dan peningkatan panjang. Osifikasi tulang dimulai dan area leher mulai terbentuk. Perkembangan urogenital telah terjadi, tetapi diferensiasi masih terlalu dini untuk dapat menentukan jenis.

Akhir minggu ke-8 pascafertilisasi juga menandai akhir periode embrionik. Semua struktur eksternal dan internal yang penting sudah terbentuk dan mengalami perkembangan dan detil lebih lanjut, termasuk penggantian kartilago oleh sel-sel tulang. Periode embrionik adalah masa kritis yang memungkinkan teratogen apapun (seperti obat-obatan, sinar-X, virus) dapat menyebabkan kematian atan malformasi congenital.
i.Minggu Ke Sebelas-Dua belas
Trimester pertama kehamilan juga mencakup dua minggu pertama periode janin. Pada akhir minggu ke-10 pascafertilisasi, atau minggu ke-12 bila dihitung sejak masa menstruasi terakhir, seluruh usus telah masuk ke dalam abdomen dan keluar dari tali pusat, genitalia eksterna telah memiliki karakteristik laki-laki atau perempuan (meski karakteristik ini belum  terbentuk sempurna), anus  telah terbentuk, raut wajah janin sudah benar-benar tampak seperti manusia. Janin, yang kini memiliki berat kurang lebih 0,5 hingga 1 ons, mulai dapat  menelan, melakukan gerak pernapasan, berkemih, menggerakan bagian tungkai tertentu, dapat mengedipkan mata dan mengerutkan wajah. Mulut membuka dan menutup. Ukuran kepala sekitar sepertiga panjang, yang kurang lebih 56 hingga 61 milimeter.
2. Trimester Kedua 
Trimester kedua yang berlangsung 15 minggu, mencakup minggu ke-13 hingga minggu ke-27 mengacu pada LMP. Usia kehamilan ini, ekuivalen dengan minggu ke-26 hingga ke-38 sejak pascafertilisasi. Trimester ke tiga, berlangsung 13 minggu, mencakup minggu ke-28 hingga ke-40 mengacu pada LMP. Usia ini ekuivalen dengan minggu ke-26 hingga ke-38 sejak pascafertilisasi. Usia yang dimaksud pada diskusi berikut adalah usia kehamilan mengacu pada LMP.
a.Minggu ke-13 hingga ke-16 (Bulan keempat)
Kelopak mata mengalami fusi dan kepala berkembang lambat, sementara telinga bergerak ke posisi yang lebih tinggi pada kepala dan dagu tampak lebih jelas dengan terbentuknya mandibula. Perkembangan tubuh semakin cepat sementara perkembangan tungkai sekali lagi lebih lambat daripada lengan, dan arah perkembangan dari sefalik ke kaudal berlanjut. Kedua lengan telah mencapai panjang sesungguhnya. Kuku jari-jari tangan mulai berkembang, tetapi kuku jari-jari kaki belum. Respons reflex dan kegiatan muscular mulai terjadi, meski ibu belum dapat merasakan pergerakan akren auterus terlalu tebal dan aktifitas bayi masih sangat halus. Perbedaan jenis kelamin mulai jelas  terlihat pada minggu ke-14 (dua belas minggu setelah fetilisasi). Pada minggu ke-16 terjadi kemajuan pesat pada perkembangan tulang. Pusat-pusat osifikasi tulang terlihat jelas sehingga dapat dilihat dengan menggunakan roentgenografi. Panjang kepala-bokong kurang lebih 11,5 cm dan berat janin antara 3,5 hingga 4 ons pada akhir minggu ke-16.
b.Minggu ke-17 hingga ke-20 (Bulan kelima)
Perkembangan tubuh yang pesat tetap berlanjut. Kaki telah mencapai panjang total dan kuku pada jari-jari kaki mulai tumbuh. Kelopak mata masih menyatu. Janin bergerak lebih bebas di dalam uterus tanpa rasa terkurung sehingga perkembangan lebih lanjut akan terjadi. Pergerakan janin yang lebih kuat dan dinding uterus yang lebih tipis menghasilkan pengalaman quickening pada ibu, yang terjadi pada minggu ke-18. Ketika janin cegukan, ibu akan merasakannya sebagai serangkaian sentakan ringan. Pada akhir bulan, verniks caseosa mulai menutupi seluruh tubuh. Verniks kaseosa adalah campuran sebum (sekresi dari kelenjar sebasea) dan sel epitel permukaan yang tebal, suatu substansi seperti keju yang melindugi kulit janin yang rapuh. Detak jantung dapat didengar dengan menggunakan fetoskop pada akhir bulan. Pada akhir minggu ke-20, panjang rata-rata kepala-bokong 
     adalah 16,5 cm dengan berat badan kurang lebih hamper 500 gram.
c.Minggu ke-21 hingga ke-24 (Bulan keenam)

Pertumbuhan rambut terlihat lebih jelas pada bulan ke enam. Seluruh tubuh janin dilapisi lanugo, yakni rambut halus yang menurun. Alis, bulu mata dan rambut kepala mulai muncul. Ukuran kepala masih lebih besar disbanding anggota tubuh lain. Kulit berkerut, bening dan kemerahan, yang memberi penampilan tua pada janin, yang juga kurus dan dan tidak berlemak karena kurang lemak subkutaneus. Baik darah kapiler dan mioglobin merah pada otot dapat terlihat melalui kulit. Bakal gigi permanen telah muncul. Janin masih memiliki ruangan di dalam uterus untuk berjungkir balik dan dapat melakukan gerakan seperti menangis dan mengisap. Tangan mulai membentuk kepalan dan pegangan. Lemak coklat yang merupakan sumber energy, produksi panas, dan pengaturan panas pada bayi yang baru lahir juga mulai terbentuk. Pada akhir bulan, panjang rata-rata kepala hingga ke bokong kurang lebih dari 20,3 m dan memiliki berat kurang lebih 1,25 pon.
4.     Trimester Ketiga
a. Minggu ke-25 hingga ke-28 (Bulan ketujuh)
Meski lemak mulai sedikit disimpan dan kontur mulai membulat, janin masih terlihat kurus dan Nampak masih tampak tua dan berkerut selama bulan ini. Penambahan berat badan yang berarti membuat tubuh menjadi lebih proporsional pada akhir bulan. Surfaktan mulai dihasilkan di paru-paru pada usia 26 minggu. Rambut kepala semakin panjang, gerakan mengisap menjadi lebih kuat, mata mulai menutup dan membuka, dan kuku-kuku pada jari mulai terlihat. Panjang rata-rata kepala-bokong kurang lebih 23 cm dengan berat sekitar 2,25 pon (1000 gram) pada akhir minggu ke-28.
b. Minggu ke-29 hingga ke-32 (Bulan kedelapan)
Simpanan lemak subkutan mulai memperhalus kerutan, tetapi kerutan janin masih belum hilang sepenuhnya. Tubuh janin juga sudah terisi lemak dan tidak tampak terlalu kurus. Verniks kaseosa yang tebal menutupi seluruh tubuh janin. Rambut kepala terus bertumbuh dan lanugo banyak sekali, kecuali pada area wajah. Kuku jari sudah mencapai ujungnya, kuku kaki sudah mulai tumbuh, tetapi belum mencapai ujungnya. Janin telah memiliki kendali terhadap gerak pernapasan yang berirama dan temperature tubuh. Mata telah terbuka dan reflex cahaya terhadap pupil muncul pada akhir bulan. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 28 cm dan berat badan kurang lebih 3,75 pon.
c. Minggu ke-33 hingga ke-36
Pada akhir bulan ini, kulit menjadi halus tanpa kerutan karena lemak subkutan menebal dari cadangan tambahan. Tubuh menjadi lebih bulat sementara lengan dan tungkai tampak montok. Rambut memanjang, kuku pada jari kaki telah mencapai ujungnya, dan testis sebelah kiri biasanya telah turun ke skrotum. Ukuran panjang rata-rata kepala-bokong adalah 31,7 cm lebih sedikit dan berat badan kurang lebih 5,5 pon (2500gram) selama minggu ke-36.
d. Minggu ke 37 hingga ke-40 (Bulan kesepuluh)
Bulan ke-10 merupakan waktu untuk sentuhan akhir yang penting. Pertumbuhan dan perkembangan utuh telah dicapai. Janin kini bulat sempurna dengan dada dan kelenjar payudara menonjol pada kedua jenis kelamin. Kedua testis telah masuk ke dalam skrotum pada akhir bulan ini. Lanugo telah menghilang pada hamper seluruh tubuh.  Kuku-kuku mulai mengeras melebihi kedua ujung jari tangan dan jari kaki. Warna kulit bervariasi mulai dari putih hingga merah muda kebiruan tanpa menghiraukan ras karena melanin yang bertanggung jawab member warna pada kulit hanya dihasilkan setelah terkena cahaya. Ukuran panjang rata-rata kepla-bokong kini adalah 36 cm. Berat badan tergantung pada sejumlah variable, tetapi rata-rata adalah 7,5 pon.
AIR KETUBAN

FAAL AIR KETUBAN

Faal Air ketuban antara lain :

1. Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan
2. Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin
3. Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara
4. Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistim pencernaan janin, sistim otot dan tulang rangka, serta sistim pernapasan janin agar berkembang dengan baik
5. Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin
6. Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi
7. Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka
8. Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir
9. Pada saat kehamilan, air ketuban juga bisa digunakan untuk mendeteksi kelainan yang dialami janin, khususnya yang berhubungan dengan kelainan kromosom
10. Kandungan lemak dalam air ketuban dapat menjadi penanda janin sudah matang atau lewat waktu
11. Membersihkan jalan lahir, jika ketuban pecah dengan cairan steril, dan akan mempengaruhi keadaan di dalam vagina, sehingga bayi kurang mengalami infeksi
12. Mencegah perlekatan janin dengan amnion
13. Mungkin untuk menambah suplay cairan janin,dg cara ditelan atau diminum, yang kemudian dikeluarkan melalui kencing janin
14. Peredaran air ketuban dengan darah ibu cukup lancar dan perputarannya cepat, kira - kira 350 - 500 cc.

CIRI - CIRI AIR KETUBAN

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira - kira 1000 – 1500 cc. Air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis, dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel - sel epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa, dan garam dan organik. Kadar protein kira – kira 2,6 % g per liter, terutama albumin.
Dijumpai lesitin dan sfingomielin dalam air ketuban amat berguna untuk mengetahui apakah paru – paru janin sudah matang, sebab peningkatan kadar lesitin merupakan tanda bahwa permukaan paru – paru (alveolus) diliputi oleh zat surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru - paru untuk bernafas dan berkembang. Cara penilaianya adalah dengan jalan menghitung rasio L/S. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau janin letak sungsang,maka akan kita jumpai warna air ketuban yang keruh kehijauan, karena telah bercaampur dg mekonium.
Cara mengenali air ketuban
1) Dengan lakmus
2) Makroskopis: bau amis, adanya lanugo, rambut, dan verniks kaseosa bercampur mekonaeum
3) Mikroskopis: lanugo dan rambut
4) Laboratorium: kadar urea (ureum) rendah dibanding dengan air kemih..
Asal Air Ketuban
Kencing janin (fetal urine),
Transudasi dari darah ibu,
Sekresi dari epitel amnion,
Asal campuran (mixed origin)

PERTUMBUHAN PLASENTA

Pada hari 8-9, perkembangan trofoblas sangat cepat, dari selapis sel tumbuh menjadi berlapis-lapis. 
Terbentuk rongga-rongga vakuola yang banyak pada lapisan sinsitiotrofoblas (selanjutnya disebut sinsitium) yang akhirnya saling berhubungan. Stadium ini disebut stadium berongga (lacunar stage).

Pertumbuhan sinsitium ke dalam stroma endometrium makin dalam kemudian terjadi perusakan endotel kapiler di sekitarnya, sehingga rongga-rongga sinsitium (sistem lakuna) tersebut dialiri masuk oleh darah ibu, membentuk sinusoid-sinusoid. Peristiwa ini menjadi awal terbentuknya sistem 
sirkulasi uteroplasenta / sistem sirkulasi feto-maternal.

Sementara itu, di antara lapisan dalam sitotrofoblas dengan selapis sel selaput Heuser, terbentuk sekelompok sel baru yang berasal dari trofoblas dan membentuk jaringan penyambung yang lembut, yang disebut mesoderm ekstraembrional. 
Bagian yang berbatasan dengan sitotrofoblas disebut mesoderm ekstraembrional somatopleural, kemudian akan menjadi selaput korion (chorionic plate). 
Bagian yang berbatasan dengan selaput Heuser dan menutupi bakal yolk sac disebut mesoderm ekstraembrional splanknopleural.
Menjelang akhir minggu kedua (hari 13-14), seluruh lingkaran blastokista telah terbenam dalam uterus dan diliputi pertumbuhan trofoblas yang telah dialiri darah ibu. 
Meski demikian, hanya sistem trofoblas di daerah dekat embrioblas saja yang berkembang lebih aktif dibandingkan daerah lainnya. 

Di dalam lapisan mesoderm ekstraembrional juga terbentuk celah-celah yang makin lama makin besar dan bersatu, sehingga terjadilah rongga yang memisahkan kandung kuning telur makin jauh dari sitotrofoblas. Rongga ini disebut rongga selom ekstraembrional (extraembryonal coelomic space) atau rongga korion (chorionic space)Di sisi embrioblas (kutub embrional), tampak sel-sel kuboid lapisan sitotrofoblas mengadakan invasi ke arah lapisan sinsitium, membentuk sekelompok sel yang dikelilingi sinsitium disebut jonjot-jonjot primer (primary stem villi). Jonjot ini memanjang sampai bertemu dengan aliran darah ibu.Pada awal minggu ketiga, mesoderm ekstraembrional somatopleural yang terdapat di bawah jonjot-jonjot primer (bagian dari selaput korion di daerah kutub embrional), ikut menginvasi ke dalam jonjot sehingga membentuk jonjot sekunder (secondary stem villi) yang terdiri dari inti mesoderm dilapisi selapis sel sitotrofoblas dan sinsitiotrofoblas.
Menjelang akhir minggu ketiga, dengan karakteristik angiogenik yang dimilikinya, mesoderm dalam jonjot tersebut berdiferensiasi menjadi sel darah dan pembuluh kapiler, sehingga jonjot yang tadinya hanya selular kemudian menjadi suatu jaringan vaskular (disebut jonjot tersier / tertiary stem villi) (selanjutnya lihat bagian selaput janin).
Selom ekstraembrional / rongga korion makin lama makin luas, sehingga jaringan embrional makin terpisah dari sitotrofoblas / selaput korion, hanya dihubungkan oleh sedikit jaringan mesoderm yang kemudian menjadi tangkai penghubung (connecting stalk). Mesoderm connecting stalk yang juga memiliki kemampuan angiogenik, kemudian akan berkembang menjadi pembuluh darah dan connecting stalk tersebut akan menjadi TALI PUSAT.
Setelah infiltrasi pembuluh darah trofoblas ke dalam 
sirkulasi uterus, seiring dengan perkembangan trofoblas menjadiplasenta dewasa, terbentuklah komponen sirkulasi utero-plasenta. 
Melalui pembuluh darah tali pusat, 
sirkulasi utero-plasenta dihubungkan dengan sirkulasi janin. Meskipun demikian, darah ibu dan darah janin tetap tidak bercampur menjadi satu (disebut sistem hemochorial), tetap terpisah oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. 
Dengan demikian, 
komponen sirkulasi dari ibu (maternal) berhubungan dengan komponen sirkulasi dari janin (fetal) melalui plasenta dan tali pusat. Sistem tersebut dinamakan sirkulasi feto-maternal.
Faal plasenta
Faal Uri
Supaya janin dapat tumbuh dengan sempurna, dibutuhkan penyaluran darah yang membawa zat asam, asam amino, vitamin, dan mineral dari ibu kepada janin, begitu pula pembuangan karbondioksida dan limbah metabolisme janin ke sirkulasi ibu. Maka, faal uri adalah :
1.     Nutrisasi, yaitu alat pemberi makanan pada janin,
2.     Respirasi, yaitu alat penyalur zat asam dan pembuang CO2,
3.     Ekskresi, yaitu alat pengeluaran sampah metabolisme,
4.     Produksi, yaitu alat yang menghasilkan hormon-hormon,
5.     Imunisasi, yaitu alat penyalur bermacam-macam antibodi ke janin,
6.     Pertahanan (sawar), alat yang menyaring obat-obatan dan kuman-kuman yang bisa melewati uri.
Hormon yang dihasilkan uri antara lain :
·         Human chorionic gonadotropin (HCG),
·         Chorionic somatomammotropin (placental lactogen),
·         Estrogen,
·         Progesteron,
·         Tirotropin korionik dan relaksin,
·         Hormon-hormon lain.
·         Letak plasenta dalam Rahim
·         Letak Uri Dalam Rahim
Letak uri yang normal umumnya pada corpus uteri bagian depan atau belakang agak ke arah fundus uteri
Bagian- bagian plasenta
Pembagian Uri
Uri terdiri atas tiga bagian :
Bagian Janin (fetal portion). Terdiri dari korion frondosum dan vili. Vili dari uri yang matang terdiri atas :
·         Vili Korialis
·         Ruang-ruang interviler. Darah ibu yang berada di ruang interviler berasal dari arteri spiralis yang berada di desidua basalis. Pada sistole, darah dipompa dengan kekuatan 70-80 mmHg ke dalam ruang interviler, sampai pada lempeng korionik (chorionic plate) pangkal dari kotiledon-kotiledon. Darah tersebut membanjiri vili koriales dan kembali perlahan-lahan ke pembuluh balik (vena-vena) di desidua dengan tekanan 8 mmHg.
·         Pada bagian permukaan janin uri diliputi oleh amnion yang kelihatan licin. Di bawah lapisan amnion ini berjalan cabang-cabang pembuluh darah tali pusat. Tali pusat akan berinsersi pada uri bagian permukaan janin.
Bagian Maternal (maternal portion). Terdiri atas desidua kompakta yang terbentuk dari beberapa lobus dan kotiledon (15-20 buah). Desidua basalis pada uri matang disebut lempeng korionik (basal), di mana sirkulasi utero plasenter berjalan ke ruang-ruang intervili melalui tali pusat. Jadi, sebenarnya peredaran darah ibu dan janin adalah terpisah. Pertukaran terjadi melalui sinsitial membran yang berlangsung secara osmosis dan alterasi fisiko-kimia.

Tali Pusat. Tali pusat merentang dari pusat janin ke uri bagian permukaan janin. Panjangnya rata-rata 50-55 cm, sebesar jari (diameter 1-2,5 cm). Struktur terdiri dari 2 aa. umbilikalis dan 1 v. umbilikalis serta jelly Wharton


http://1.bp.blogspot.com/_lvjMrBfb-xk/S43my_uW96I/AAAAAAAAAGA/CYQkMvnS2e4/s320/placenta2.jpg
Jenis Insersi Tali Pusat
1.     Insersi sentralis (di tengah plasenta)
2.     Insersi lateralis ( parasentralis)
3.     Insersi marginalis
4.     Insersi velamentosa
5.     .1 Bentuk dan ukuran
6.     Bentuk dan Ukuran
Uri berbentuk bundar atau oval, ukuran diameter 15-20 cm, tebal 2-3 cm, berat 500-600 gram.
Biasanya plasenta atau uri akan berbentuk lengkap pada kehamilan kira-kira 16 minggu, di mana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar